Scroll untuk membaca artikel
Lifestyle / Female
Jum'at, 31 Januari 2025 | 12:11 WIB
Potret Nurhayati Subakat. (Tangkapan Layar/Youtube Wardah Beauty)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Nurhayati Subakat adalah salah satu tokoh inspiratif di dunia bisnis Indonesia, terutama dalam industri kosmetik. Pendiri PT Paragon Technology and Innovation ini dikenal sebagai pelopor kosmetik halal melalui merek Wardah, yang telah menjadi salah satu brand kecantikan terkemuka di tanah air.

Di balik kesuksesannya, terdapat perjalanan hidup yang penuh liku dan kisah inspiratif, termasuk bagaimana ia tergerak oleh ceramah Buya Hamka tentang makna pengorbanan. Dikutip dari Wardah Heart to Heart with Nurhayati Subakat di kanal Youtube Wardah Beauty, Jumat (31/1/2025), berikut ulasan selengkapnya.

Profil Nurhayati Subakat

Lahir di Padang Panjang, Sumatera Barat, pada 27 Juli 1950, Nurhayati Subakat tumbuh dalam keluarga sederhana sebagai anak kedua dari delapan bersaudara. Ia mengenyam pendidikan menengah di Pondok Pesantren Diniyyah Puteri, Padang Panjang, sebelum melanjutkan sekolahnya di Kota Padang.

Setelah lulus SMA, Nurhayati mengenyam pendidikan di Institut Teknologi Bandung (ITB) jurusan Farmasi. Semasa kuliah, ia bertemu dengan Subakat Hadi, pria asal Kebumen yang kemudian menjadi suaminya pada tahun 1978.

Setelah lulus tepat waktu, Nurhayati bekerja sebagai apoteker di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M. Djamil, Padang. Kehidupannya berubah saat ia memutuskan pindah ke Jakarta mengikuti sang suami.

Awal Karier dan Merintis Bisnis

Di Jakarta, Nurhayati sempat bekerja di perusahaan kosmetik terkenal sebagai staf pengendalian mutu. Kariernya menanjak, tetapi ia memutuskan keluar untuk merintis usaha sendiri demi mengaplikasikan ilmu farmasinya.

Baca Juga: Mengenal 3 Owner 'Sesepuh' Skincare Lokal yang Anti Flexing: Viva sampai Sariayu

Pada tahun 1985, ia bersama suaminya memulai bisnis rumahan dengan memproduksi sampo bermerek "Putri", yang awalnya ditargetkan untuk salon. Bermodal omzet Rp2 juta per bulan, mereka menjual produk dari salon ke salon di wilayah Tangerang.

Meski memulai dari skala kecil, bisnisnya berkembang pesat hingga mempekerjakan 25 orang karyawan dalam lima tahun. Namun, perjalanan ini tidak selalu mulus. Lima tahun setelah usahanya berkembang, pabrik mereka terbakar habis, menyisakan utang di bank yang belum terlunasi.

Dalam situasi terpuruk ini, Nurhayati tidak menyerah. Berkat dukungan suaminya, ia memulai kembali dari nol dan berhasil membangun kembali usahanya.

Terinspirasi dari Ceramah Buya Hamka

Salah satu titik balik dalam kehidupan Nurhayati adalah ketika ia mendengarkan ceramah Buya Hamka tentang makna pengorbanan.

"Makna berkorban adalah di mana kita paling berat melepaskannya, itulah pengorbanan," kata Buya Hamka dalam ceramahnya yang sangat membekas di hati Nurhayati.

Setelah mendengar ceramah tersebut, Nurhayati tergerak untuk membeli dua ekor kambing untuk berkurban. Ia merasakan keberkahan dan kemudahan dari Allah setelah melakukannya.

Ceramah tersebut menjadi pegangan hidupnya dalam menghadapi berbagai tantangan. Filosofi pengorbanan ini terus ia terapkan dalam menjalankan bisnisnya, baik dalam berinovasi maupun menghadapi kesulitan.

Peluncuran Merek Kosmetik Wardah

Pada tahun 1995, Nurhayati meluncurkan merek kosmetik halal pertama di Indonesia, Wardah. Produk ini dirancang khusus untuk muslimah yang ingin tampil cantik tanpa mengabaikan prinsip kehalalan.

Wardah mendapatkan penerimaan positif di pasar, terutama pada tahun 2009 saat tren hijabers mulai berkembang pesat di Indonesia. Kesuksesan Wardah semakin menguatkan posisi Nurhayati sebagai salah satu pelopor di industri kosmetik halal.

Pada tahun 2011, perusahaan yang awalnya bernama PT Pusaka Tradisi Ibu berubah menjadi PT Paragon Technology and Innovation untuk mengakomodasi pertumbuhan bisnisnya.

Kini, perusahaan tersebut menaungi berbagai merek, seperti Make Over, Emina, Kahf, dan Labore, dengan lebih dari 14.000 karyawan dan 43 pusat distribusi di Indonesia dan Malaysia.

Dedikasi Nurhayati dalam membangun bisnis yang tidak hanya berorientasi pada keuntungan tetapi juga pada kebermanfaatan sosial telah diakui secara luas. Pada tahun 2018, ia masuk dalam daftar 25 Pebisnis Perempuan Paling Berpengaruh di Asia versi Forbes Asia. Kekayaannya yang diperkirakan mencapai Rp24 triliun adalah hasil dari kerja keras selama puluhan tahun.

Melalui Paragon Corp, Nurhayati juga aktif memberikan dampak sosial, mulai dari program pemberdayaan perempuan hingga pengembangan sumber daya manusia. Prinsip yang ia pegang teguh adalah bahwa bisnis harus memberikan manfaat bagi masyarakat luas.

Demikianlah cerita Nurhayati Subakat yang terinspirasi ceramah Buya Hamka, yang menjadi bukti bahwa ketekunan, inovasi, dan keberanian untuk berkorban dapat membawa kesuksesan besar.

Kontributor : Dini Sukmaningtyas

Load More