Suara.com - Pilkada serentak 2024 disebut masih diwarnai dengan sederet pelanggaran, terutama yang berkaitan dengan netralitas aparat negara. Hasil pantauan Perludem, ditemukan adanya ribuan kasus dugaan pelanggaran terkaut hal tersebut.
Peneliti Perludem, Iqbal Kholidin, mengatakan, kalau dugaan pelanggaran netralitas ASN itu juga akibat dari sikap politis para pejabat negara sendiri. Bahkan sikap tidak netral juga diperlihatkan oleh Presiden Prabowo Subianto.
"Kesalahan dan dosa besar pejabat politik hari ini, termasuk presiden sekalipun, adalah mereka tidak menaati sikap menahan diri yang kemudian penting dijaga, karena bakal berimbas pada pemilihan nantinya," kata Iqbal dalam diskusi publik 'Dinamika Politik Keamanan Jelang Pilkada dan Bayang-bayang Jokowi dalam Rezim Prabowo' di Jakarta, Senin (25/11/2024).
Perludem masih melakukan pemantauan di lima daerah, termasuk di Jakarta, Jawa Tengah, dan Sumatera Utara. Temuan awalnya, terdapat abuse of power atau penyalahgunaan kekuasaan di institusi pemerintah untuk mendukung salah satu paslon calon kepala daerah.
"Bahkan soal netralitas ASN kita melihat ada 3000 lebih kasus. Dan per 28 Oktober lalu, kita menemukan 165 kasus netralitas kepala desa di 25 provinsi. Belum termasuk pelanggaran netralitas di tingkat kecamatan, tingkat kabupaten dan kota," katanya.
Ia juga menyebut Pilkada 2024 meskipun pertama kali dilakukan secara serentak, harus diakui banyak sekali persoalan kecurangan yang terjadi.
"Kita skeptis, tentang abuse of pawer. Masalah netralitas aparat dan penyalahgunaan sumber daya negara," kata Iqbal.
Iqbal menilai kecurangan terkait netralitas di Pilkada 2024 tidak hanya menyangkut perampokan keuangan negara, tapi ternyata ada tiga hal yang dirampok. Pertama institusi, kedua sikap netralitas pejabat, ketiga kebijakan yang tak jelas, hingga kehadiran pejabat publik aktif di tempat-tempat kampanye.
Baca Juga: Jelang Pencoblosan Pilkada, Prabowo Ditantang Sampaikan Pidato Arahan ASN Harus Netral
Berita Terkait
-
Anggrek dari Presiden Prabowo Ternyata Bukan Kado Terindah untuk Megawati, Tapi...
-
Reshuffle Kabinet: Mendiktisaintek dan Kapolri Diganti?
-
Jadi Chief Guest, Prabowo Berkunjung ke India
-
Danantara Mandek, Erick Thohir: Tunggu Saja!
-
Puan Ungkap Hubungan Manis Prabowo-Megawati Tak Cuma Minyak Urut, Kerap Saling Kirim Vitamin
Terpopuler
- Siapa Nono Sampono? Mantan Komandan Marinir di Pusaran Polemik Pagar Laut
- Perbandingan Spesifikasi Samsung Galaxy S25 Ultra vs Samsung Galaxy S24 Ultra, Baru Lebih Bagus?
- Susunan Pemain Timnas Indonesia U-20 vs Jordania: Jens Raven Cedera, Ragil Tumpuan
- Tawa Lepas Jokowi Usai Dikaitkan Kasus Pagar Laut: Investigasi Dong!
- Kampung Rusia di Ubud Bali Ditutup, Bos Jerman Dipenjara
Pilihan
-
Siapa Nono Sampono? Mantan Komandan Marinir di Pusaran Polemik Pagar Laut
-
Tawa Lepas Jokowi Usai Dikaitkan Kasus Pagar Laut: Investigasi Dong!
-
Kampung Rusia di Ubud Bali Ditutup, Bos Jerman Dipenjara
-
Banjir Meluas di Kalimantan Barat, 33.485 Jiwa Terdampak di Empat Wilayah
-
Dugaan Suap Rp 1,5 Miliar, Bawas MA Periksa Hakim PN Tanjung Redeb
Terkini
-
Akankah Pemimpin Taliban Ditangkap? ICC Usut Kejahatan Gender di Afghanistan
-
Usai Viral Ngamuk Gegara Ngamen Dikasih Rp1 Ribu, Apotek di Jakbar Diamuk
-
Trump Larang Paspor Gender Netral, Bagaimana Nasib Warga Non-Biner?
-
Pakai Jaket PDIP Saat Jadi Pemateri Bimtek, Rocky Gerung Singgung Vivere Pericoloso
-
Digigit Tikus dan Tidur Beralaskan Tikar, Mirisnya Nasib Warga Gusuran Kolong Tol Ancol
-
Kesaksian Warga Jenin yang Dipaksa Mengungsi oleh Drone Israel
-
Ironi Warga Kolong Tol: Digusur Berkali-kali, Kembali karena Susah Cari Nafkah
-
Gratis! 45 Desain Poster dan Spanduk Isra Miraj 2025 Format PNG, Bisa Edit Sesuka Hati
-
Israel Tolak Tarik Mundur dari Lebanon Selatan, Abaikan Gencatan Senjata
-
Fans Stray Kids Desak Regulasi Perlindungan Konsumen Konser: Kami Bukan Sapi Perah Promotor