Suara.com - Anggota Komisi III Fraksi PKB DPR RI, Abdullah, ikut menyoroti kasus pemerasan terhadap penonton acara Djakarta Warehouse Project (DWP). Abdullah menegaskan polisi tak boleh memanfaatkan pemeriksaan narkoba untuk memeras masyarakat.
Pria yang akrab disapa Gus Abduh ini menyampaikan, kasus pemerasan yang dilakukan 18 polisi terhadap 45 warga negara Malaysia saat konser DWP di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat, pada 13-15 Desember 2024, menjadi sorotan media internasional.
Menurutnya, warga Malaysia yang menjadi korban juga ramai-ramai bersuara, mereka mengaku awalnya polisi meminta mereka menjalani tes narkoba. Namun, setelah itu polisi meminta uang. Hasil pemerasan itu mencapai Rp 2,5 miliar.
"Bahkan, ada korban yang sudah dinyatakan negatif, tapi tetap diperas. Jika tidak mau bayar, mereka akan ditahan. Ini modus yang dilakukan dan sudah disuarakan para korban," kata Gus Abduh kepada wartawan, Sabtu (28/12/2024).
Sebenarnya, kata legislator asal Dapil Jawa Tengah VI itu, pemeriksaan narkoba merupakan langkah yang baik untuk mencegah peredaran narkoba. Dan itu memang menjadi tugas kepolisian.
Namun, kata dia, langkah yang baik itu akan rusak jika disalahgunakan, yaitu dengan memeras atau meminta uang kepada pihak yang menjalani tes narkoba.
"Maka, saya meminta pemeriksaan narkoba jangan dimanfaatkan untuk memeras masyarakat. Apalagi ini yang menjadi korban adalah warga negara asing. Jelas akan semakin ramai," ujarnya.
Di sisi lain, ia mengapresiasi Div Propam Mabes Polri yang melakukan langkah cepat dengan memeriksa semua terduga pelaku, dan melaksanakan sidang etik untuk para polisi yang diduga melakukan pemerasan.
Tentu, kata dia, para pelaku harus ditindak tegas dan dijatuhi sanksi sesuai dengan tindakan yang mereka lakukan. Pemerasan merupakan tindak pidana yang tidak boleh dibiarkan.
Baca Juga: Gegara 'Prabowo Demam', Netizen Indonesia Meminta Maaf ke PM Malaysia
Jadi, pelaku bisa dipecat dan dijatuhi pidana. Apalagi, lanjut Gus Abduh, bagi para atasan yang memberikan perintah pemerasan, maka mereka harus dihukum lebih berat. Sebab, mereka yang memerintah anak buahnya untuk melakukan kejahatan.
Ada tiga perwira berpangkat ajun komisaris besar polisi (AKBP) yang diduga terlibat dalam pemerasaan terhadap penonton DWP dari Malaysia. Mereka tentu harus mempertanggungjawabkan tindakannya.
"Mereka sudah mencoreng citra polisi dan nama baik Indonesia di mata dunia. Mereka harus disanksi tegas. Ini harus menjadi pembelajaran," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Setelah dari India, Prabowo Bakal Kembali Sambangi Malaysia
-
Guru Tampar Atlet Renang Cilik di Malaysia, Ibu Histeris Masa Depan Anak Hancur
-
Nol Gelar, Indonesia Gagal di Dua Turnamen Besar Bulutangkis Awal Tahun
-
Visa Sudah Habis, Penerjemah Shin Tae-yong Sampai Harus Ngungsi di Malaysia
-
Meski Mesra di Ekonomi, Indonesia dan Malaysia Akan Tegas Hadapi Agresivitas China Jika Langgar Kedaulatan
Terpopuler
- Gol Dramatis Jelang Bubaran, Borneo FC Kalahkan Kaya FC-Iloilo
- Gabung Grup 'Neraka' di Piala Asia U-17 2025, Nova Arianto: Mereka Tim-tim Juara
- Saham PIK 2 Milik Aguan Terkena 'Abrasi' Pagar Laut, Anjlok Hampir 20 Persen
- Saham Emiten Milik Aguan PANI Kebakaran Hari Ini, Gegara Pagar Laut Tangerang?
- Resmi! Penampakan Jersey Baru Timnas Indonesia, Usung Nuansa Klasik dan Budaya Nusantara
Pilihan
-
Banjir Meluas di Kalimantan Barat, 33.485 Jiwa Terdampak di Empat Wilayah
-
Dugaan Suap Rp 1,5 Miliar, Bawas MA Periksa Hakim PN Tanjung Redeb
-
Rp 785 Juta Hadiah di Maratua Run: Promosi Pariwisata Lewat Lari Internasional
-
Rp 48,8 Triliun untuk Tahap Kedua: IKN Siap Jadi Pusat Politik Indonesia
-
Wali Kota Andi Harun Umumkan Proyek Rumah Sakit Rp 700 Miliar Tanpa Sentuh APBD
Terkini
-
Di Depan DPR, Menhut Raja Beberkan Tengah Siapkan Regulasi Agar Perdagangan Karbon Bisa Dilakukan
-
Trump Tetapkan Houthi Yaman Sebagai Organisasi Teroris
-
Survei CELIOS: Menag Raih Peringkat Teratas dalam Kinerja 100 Hari Kabinet Prabowo-Gibran
-
Jenin Membara Lagi: Serangan Israel Pasca-Gencatan Senjata Gaza Tewaskan 10 Orang
-
Dorong ASN Keluar dari Zona Nyaman, Kemenag Hadirkan PIJAKAN dan Kemenag Corpu
-
Cek Fakta: Seluruh Petinggi KPK Dipecat karena Gagal Penjarakan Hasto
-
CCS Indonesia Berpotensi Jadi Pemimpin Global, Eddy Soeparno: Peluang Investasi Besar
-
Pajak Karbon Jadi Kunci Pertumbuhan Ekonomi, Eddy Soeparno: Jangan Tunda Lagi
-
Setelah dari India, Prabowo Bakal Kembali Sambangi Malaysia
-
Lagi, Satu Jenazah Korban Kebakaran Glodok Plaza Ditemukan di Lantai 8 Belakang Gedung