SuaraKaltim.id - Kinerja Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Samarinda kembali mendapat kritik tajam. Sejumlah proyek infrastruktur yang dikerjakan dinilai kurang berkualitas, bahkan beberapa mengalami kerusakan hanya dalam waktu singkat setelah selesai dibangun.
Menanggapi hal ini, DPRD Samarinda meminta Wali Kota untuk bersikap tegas, seperti yang dilakukan terhadap Dinas Perhubungan (Dishub) baru-baru ini. Anggota Komisi III DPRD Samarinda, Abdul Rohim, menyoroti pentingnya perlakuan yang adil terhadap seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
"Jika Dishub langsung mendapat teguran keras karena kesalahan dalam pengelolaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor parkir, maka seharusnya hal yang sama juga berlaku untuk PUPR, yang menangani proyek dengan anggaran jauh lebih besar dan berdampak luas pada masyarakat," ujarnya, saat ditemui Minggu (02/03/2025) malam.
Ia mengingatkan, perbedaan perlakuan dalam penegakan disiplin dapat menimbulkan kesan pilih kasih serta memicu friksi di internal pemerintahan, yang pada akhirnya berdampak pada efektivitas kerja tim Wali Kota.
Baca Juga: Skandal Teras Samarinda: Pekerja Tak Digaji, Anggaran Rp 36,9 Miliar Diduga Bermasalah
Selain dugaan adanya perlakuan berbeda, DPRD juga menyoroti kualitas pekerjaan yang dilakukan PUPR. Sejumlah proyek, seperti pembangunan Tugu Pesut di Simpang Lembuswana dan Teras Samarinda, mendapat kritik karena dinilai tidak sesuai harapan. Selain itu, banyak proyek infrastruktur jalan yang baru dibangun tetapi sudah mengalami kerusakan.
"Banyak masyarakat yang mempertanyakan kualitas pembangunan infrastruktur, terutama jalan yang cepat rusak setelah selesai dikerjakan. Ini tentu menimbulkan kecurigaan, apakah ada kesalahan dalam perencanaan, pengawasan, atau bahkan dalam penggunaan anggaran," tambahnya.
Dengan banyaknya proyek bermasalah, Abdul Rohim menilai bahwa audit terhadap PUPR menjadi kebutuhan mendesak. Menurutnya, jika Dishub bisa diaudit oleh Inspektorat karena persoalan PAD parkir, maka proyek-proyek PUPR yang menyerap anggaran besar juga harus mendapatkan perlakuan serupa.
"Kalau PAD parkir yang bermasalah bisa langsung diaudit Inspektorat, maka proyek-proyek PUPR yang berdampak luas bagi masyarakat jauh lebih layak diaudit. Bahkan, tidak hanya oleh Inspektorat, tapi juga oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)," tegasnya.
Sebagai bagian dari fungsi pengawasan, Komisi III DPRD Samarinda berencana memanggil PUPR untuk mengevaluasi kinerjanya dalam waktu dekat.
Baca Juga: Teras Samarinda Terancam Molor, Bahan Baku Impor Jadi Biang Keladi
"Kami ingin mengetahui langsung bagaimana proses perencanaan, pengawasan, hingga kendala yang mereka hadapi di lapangan. Tapi pada akhirnya, keputusan ada di tangan Pak Wali Kota, apakah beliau akan mengambil langkah tegas atau tidak," jelasnya.
Ia juga mengingatkan bahwa PUPR merupakan salah satu OPD dengan anggaran terbesar dalam APBD Samarinda, sehingga pengelolaannya harus dilakukan secara profesional dan transparan.
"Masyarakat berhak mendapatkan infrastruktur yang berkualitas, karena itu bagian dari pelayanan publik. Jika ada masalah dalam pelaksanaan proyek, harus ada evaluasi dan langkah korektif," tutupnya.
Berita Terkait
-
Ahok Keras Bongkar Borok Pertamina, Publik Singgung Keberadaan Anies Baswedan: Minggir Jadi Content Creator
-
Dear Warga Jombang! Mudik Gratis Lebaran 2025 Dishub Dibuka, Ini Cara Dapat Tiket Mudik dan Balik
-
Ada Screening Katarak Gratis, Lansia di Ciganjur Jaksel Kegirangan
-
Sempat Ditolak DPRD DKI, Anggaran Kajian Regulasi Pulau Sampah Dialokasikan Tahun Ini
-
Gibran Singgung Penciptaan Lapangan Kerja hingga Hilirisasi di Retreat Kepala Daerah, Publik: Omon-omon yang Diulang
Tag
Terpopuler
- Mahfud MD Guyon soal Kasus Pertamax Oplosan, Disemprot Balik Netizen: Itu Kan Zaman Bapak Menjabat
- Hotman Paris Sindir Ahok yang Koar-Koar Soal Kasus Korupsi Pertamina: Dulu Kau Ambil Bonus Miliaran
- Ditagih Utang di Warung Rp500 Ribu, Firdaus Oiwobo Kicep
- Gelombang PHK Kian Marak Usai Sritex Tutup, Publik Sindir Janji Gibran Buka 19 Juta Lapangan Kerja
- Agnez Mo Puji Pacar Setinggi Langit: The Most Peaceful Relationship, Sama Dia Nggak Perlu Pura-Pura
Pilihan
-
Perekam 'Papa Minta Saham' Maroef Sjamsoeddin Resmi jadi Bos MIND
-
Ngabuburit Keliling Kota Solo, Ini Momen Jokowi Bagikan Beras dan Amplop ke Warga
-
Dukung SDM IKN, Unesa Gelontorkan Rp 500 Miliar Bangun Kampus di KIPP
-
Prosesi Tepung Tawar: Langkah Awal Rudy Masud & Seno Aji Pimpin Kaltim
-
Realisasikan Janji, Ini Momen Wali Kota Solo Ngantor di Kelurahan
Terkini
-
Dukung SDM IKN, Unesa Gelontorkan Rp 500 Miliar Bangun Kampus di KIPP
-
Prosesi Tepung Tawar: Langkah Awal Rudy Masud & Seno Aji Pimpin Kaltim
-
Nasi Kotak Melayang di Rapat DPRD: Simbol Kemarahan atas Upah Pekerja Teras Samarinda yang Belum Dibayar
-
Gedung DPR di IKN Dinilai Boros, Legislator PKB Usul Tetap di Jakarta
-
Tajam ke Dishub, Tumpul ke PUPR? DPRD Samarinda Singgung Sikap Wali Kota