KUR Kalsel Tembus Rp5,38 Triliun, BRI Kembali Buktikan Peran Penting!

KUR Kalsel Tembus Rp5,38 Triliun, BRI Kembali Buktikan Peran Penting!


Suara.com - Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Selatan (DJPb Kalsel) melaporkan bahwa penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di provinsi ini mencapai Rp5,38 triliun untuk 91.545 debitur sepanjang tahun 2024. Ini menunjukkan pertumbuhan sekitar 1,78 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Kepala Kanwil DJPb Kalsel, Syafriadi, menjelaskan bahwa dari total penyaluran tersebut, sebagian besar dilakukan secara konvensional dengan nominal sekitar Rp5,1 triliun atau 94,7 persen, sementara penyaluran syariah mencapai sekitar Rp285,31 miliar. Dalam konteks ini, BRI berperan penting sebagai lembaga penyalur utama KUR di Kalimantan Selatan.

Dari total tersebut, BRI berhasil menyalurkan KUR sebesar Rp3,69 triliun kepada 76.681 debitur, yang merupakan peningkatan signifikan sebesar 13,87 persen dibandingkan tahun lalu. Hal ini menegaskan komitmen BRI dalam mendukung pengembangan UMKM di daerah ini dan memperkuat perekonomian lokal.

Syafriadi juga mencatat bahwa Provinsi Kalsel berada di peringkat 14 secara nasional dan peringkat ketiga di regional Kalimantan dalam hal persentase realisasi penyaluran KUR terhadap target.

Tiga daerah dengan kontribusi terbesar dalam penyaluran KUR adalah Kota Banjarmasin dengan Rp1,16 triliun untuk 15.920 debitur, Kabupaten Tanah Bumbu dengan Rp594,96 miliar untuk 8.105 debitur, dan Kabupaten Banjar dengan Rp497 miliar untuk 9.395 debitur.

Selain KUR, BRI juga berkontribusi dalam pembiayaan Ultra Mikro (UMi) di Kalimantan Selatan, yang pada tahun 2024 telah mencapai Rp73,18 miliar untuk 16.418 debitur. Ini menunjukkan bahwa BRI tidak hanya fokus pada KUR tetapi juga berkomitmen untuk memberdayakan segmen ultra mikro yang sering kali terabaikan.

Dengan pencapaian ini, BRI terus berupaya menjadi mitra strategis bagi UMKM di Kalimantan Selatan. Syafriadi menekankan pentingnya kolaborasi antara lembaga keuangan dan pemerintah dalam meningkatkan akses pembiayaan bagi pelaku usaha kecil dan menengah.

Melalui program-program ini, diharapkan dapat menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di daerah tersebut.