Viral Para Petani Taburkan Semen ke Kol saat Pengiriman, Jadi Ancaman bagi Kesehatan dan Ekspor Pertanian Indonesia

Selasa, 04 Februari 2025 | 12:20 WIB
Viral Para Petani Taburkan Semen ke Kol saat Pengiriman, Jadi Ancaman bagi Kesehatan dan Ekspor Pertanian Indonesia
Viral Petani Taburkan Semen ke Kol Sebagai Bahan Pengawet (TikTok/@wreda21)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dalam dunia pertanian, praktik pascapanen sangat penting untuk memastikan hasil panen tetap segar dan layak jual. Namun, sebuah fenomena mengejutkan muncul di kalangan petani kol di Indonesia.

Baru-baru ini, sebuah video yang memperlihatkan beberapa orang petani menggunakan semen sebagai bahan pengawet untuk mempertahankan kesegaran kol selama pengiriman viral di media sosial.

Dalam video yang diposting akun TikTok seorang praktisi ekspor, @/wreda21, tampak kol yang sudah tersusun di dalam truk penuh dengan bubuk putih yang baru saja ditaburi oleh sejumlah pria ke dalamnya.

Bubuk putih tersebut diduga berasal dari bubuk semen yang sengaja ditaburkan ke kol sebagai metode pengawetan. Para petani menggunakan semen dengan harapan kol dapat bertahan lebih lama selama perjalanan ke pasar atau pembeli.

Baca Juga: Jabatan Oknum Karyawati PT Timah yang Hina Honorer, Kini Koar-koar Tak Takut Dipecat?

"Ini adalah salah satu proses yang mana banyak orang tidak mengetahuinya. Kalian pasti pernah melihat putih-putih yang ada di kol ini. Itu adalah semen," bunyi narasi dalam video yang Suara.com kutip pada Selasa (4/2/2025).

Dalam video lainnya, terlihat dengan jelas para pria yang diduga merupakan petani mengambil segenggam bubuk di kantong semen dan mulai menebarkannya ke kol-kol di dalam truk tersebut.

Tentu saja, metode ini berisiko tinggi bagi kesehatan manusia. Semen mengandung bahan kimia berbahaya yang tidak boleh bersentuhan langsung dengan bahan makanan. 

Hal ini terbukti ketika akun @/wreda21, salah satu eksportir mencoba mengirimkan kol ke luar negeri, namun langsung ditolak oleh pembeli karena terdeteksi mengandung zat berbahaya.

"Pantes aja beberapa waktu yang lalu, waktu saya ada permintaan kol, kemudian kolnya saya tes, langsung di-reject sama buyer karena kol kita mengandung bahan kimia yang berbahaya untuk tubuh manusia," tambah dia.

Baca Juga: Karyawan PT Timah Hina Honorer Pakai BPJS, Rieke Diah Pitaloka: Kabarnya Masih Ada Sprindik Kasus Korupsi

Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi besar dalam industri pertanian dan ekspor hasil bumi. Namun, praktik seperti ini dapat merusak reputasi produk pertanian Indonesia di pasar global. 

Jika praktik penggunaan bahan kimia berbahaya terus dilakukan, maka kepercayaan pasar internasional terhadap produk pertanian Indonesia akan menurun, menghambat peluang ekspor, dan merugikan petani dalam jangka panjang.

"Sayang banget enggak sih secara indonesia adalah negara agraris yang punya potensi besar hasil alam untuk diekspor dan permintaannya juga sangat tinggi di market global tapi dengan kondisi petani kita yang kayak gini. Gimana hasil bumi kita bisa bersaing di pasar global," ucapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI