Suara.com - Dua bayi kembar siam berusia enam bulan berhasil menjalani operasi pemisahan dempet dada dan perut di Pusat Pelayanan Ibu dan Anak Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Makassar.
Kedua bayi perempuan itu berasal dari Konawe, Sulawei Tenggara. Mereka lahir dalam kondisi dempet di bagian dada hingga perut.
Beruntung, meski menempel di bagian luar, masing-masing bayi memiliki organ vital yang terpisah sepenuhnya. Mereka menjalani sejumlah prosedur operasi di RS Wahidin Sudirohusodo Makassar yang ditangani enam dokter ahli.
Diantaranya spesialis anak, bedah anak, bedah toraks, anestesi, bedah plastik, hingga tenaga penunjang seperti radiologi, patologi klinik, dan perawat berpengalaman.
Baca Juga: Enam Bayi Baru Lahir Meninggal Akibat Cuaca Dingin di Gaza
Mereka semua hadir dengan satu tujuan. Berusaha memberikan kesempatan hidup yang lebih baik bagi kedua bayi tersebut.
Setelah melakukan penelitian, persiapan dan proyeksi selama berbulan-bulan terhadap kedua anak kembar itu dengan merujuk pada hasil pemindaian CT dan MRI, keduanya berhasil dipisahkan, Selasa, 25 Februari 2025.
Dokter bedah anak, Dr. Sulmiati, Sp.BA, SubSp.U.A(K), yang terlibat langsung dalam proses pemisahan, mengungkapkan betapa kompleksnya operasi besar ini. Salah sedikit akibatnya bisa fatal.
Proses pemisahan memakan waktu sekitar lima jam. Sejak persiapan awal pukul 08.00 hingga operasi selesai sekitar pukul 12.00 Wita, tim medis bekerja tanpa henti.
"Meskipun organ-organ mereka tidak menyatu, pemisahan jaringan otot, pembuluh darah, dan kulit menjadi tantangan besar," ucapnya, Rabu 26 Februari 2025.
Baca Juga: Deret Fasilitas Mewah Hotman Paris di Penthouse RS Mount Elizabeth, Pantas Hampir Rp200 Juta Semalam
Di balik masker dan sarung tangan, para medis sempat dibayangi rasa tegang dan cemas. Setiap sayatan, jahitan, dilakukan dengan kehati-hatian maksimal.
"Kami harus memastikan tidak ada komplikasi yang membahayakan salah satu atau kedua bayi," terangnya.
Setelah melewati lima jam yang menegangkan, tim medis akhirnya berhasil memisahkan kedua bayi dengan selamat. Tepuk tangan kecil terdengar di ruang operasi.
Bukan untuk merayakan kemenangan pribadi, tapi sebagai wujud syukur atas keberhasilan misi mulia ini.
Usai dioperasi, kedua bayi langsung dipindahkan ke ruang Pediatric Intensive Care Unit (PICU) untuk pemantauan intensif.
Dokter spesialis anak, Dr. dr. Nadirah Rasyid Ridha, M.Kes, Sp.A(K) mengatakan, keadaan bayi pasca operasi dalam kondisi stabil. Namun pengawasan ketat terus dilakukan selama 24 jam pertama pasca operasi.
"Jika kondisinya membaik, mereka bisa dipindahkan ke ruang High Care," katanya.
Menurut Nadirah, operasi ini sangat menyentuh hati. Ia akhirnya bisa melihat dua bayi mungil itu tidur nyaman dengan terlentang, tak lagi berhadap-hadapan.
"Pasien ini adalah rujukan dari Konawe dan ditanggung oleh BPJS. Kami merasa terpanggil untuk memberikan pelayanan terbaik," ujarnya dengan mata berkaca.
Sementara, Direktur RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Profesor Syafri Kamsul Arif mengatakan, keberhasilan operasi ini bukan sekadar pencapaian medis. Melainkan bukti nyata dari komitmen mereka sebagai pusat rujukan di Kawasan Timur Indonesia.
Ini adalah operasi pemisahan kembar siam kedua yang dilakukan oleh rumah sakit rujukan terbesar di bagian Timur Indonesia itu.
Namun, kali ini terasa lebih istimewa. Operasi tersebut menjadi yang pertama diadakan di gedung Pusat Pelayanan Ibu dan Anak yang baru diresmikan oleh Presiden RI empat bulan lalu.
"Kami punya tenaga ahli dan fasilitas memadai untuk menangani kasus-kasus sulit," tuturnya.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing