Belakangan ini, berita tentang tawuran pelajar seakan menjadi hal yang biasa. Setiap kali mendengar kasus seperti ini, rasanya hati ini miris.
Nggak cuma soal kekerasan, tawuran juga mencerminkan pudarnya nilai persatuan yang seharusnya kita pegang teguh sebagai bangsa. Sila ketiga Pancasila, "Persatuan Indonesia," kayaknya cuma jadi hafalan, tapi lupa dipraktikkan.
Ironisnya, anak-anak muda malah saling bentrok cuma gara-gara beda sekolah atau tongkrongan. Kalau dipikir-pikir, ke mana ya rasa persatuan di antara anak muda zaman sekarang?
Tawuran Pelajar: Kenapa Masalah Lama Ini Selalu Ada?
Tawuran pelajar bukanlah fenomena baru. Kasus ini sebenarnya sudah sering terjadi sejak dulu, apalagi di kota-kota besar. Tapi yang bikin sedih, kenapa ini masih terus berulang?
Bukankah kita sudah lebih maju, punya akses ke pendidikan yang lebih baik, dan hidup di era digital yang mempermudah komunikasi?
Nyatanya, masalah tawuran ini lebih dalam dari sekadar soal adu fisik. Ada banyak faktor yang jadi penyebab. Salah satunya, kurangnya pendidikan karakter di sekolah yang lebih menekankan nilai akademik daripada pembentukan moral.
Di sisi lain, lingkungan sosial sering kali membentuk pola pikir keliru bahwa kekerasan adalah cara menyelesaikan masalah. Belum lagi, media sosial yang bukannya meredam, justru sering memicu konflik lewat konten provokatif.
Hilangnya Rasa Persatuan di Kalangan Anak Muda
Anak muda adalah generasi yang seharusnya membawa perubahan positif. Tapi, dengan adanya tawuran, justru terlihat bagaimana rasa persatuan itu memudar.
Banyak anak muda kini lebih mengutamakan identitas kelompok, seperti geng atau komunitas tertentu, dibandingkan membangun rasa kebersamaan secara luas.
Persaingan antar kelompok sering kali menggantikan semangat persatuan, sementara konflik kecil bisa berkembang menjadi perpecahan.
Tanpa rasa persatuan, potensi besar generasi muda untuk menciptakan perubahan positif jadi sulit terwujud.
Menciptakan Rasa Persatuan Kembali
Solusinya, nilai-nilai Pancasila perlu diajarkan dengan cara yang lebih relevan dan mudah diserap oleh generasi muda. Misalnya, melalui kegiatan-kegiatan sekolah seperti class meeting atau proyek bersama yang bisa menumbuhkan rasa kebersamaan dan semangat persatuan.
Nggak kalah penting, peran orang tua juga sangat menentukan. Dengan bimbingan yang penuh kasih, mereka bisa mengajarkan anak-anak tentang arti toleransi dan solidaritas dalam kehidupan sehari-hari.
Lingkungan sekitar, termasuk media sosial, juga nggak lepas dari tanggung jawab. Konten-konten yang mempromosikan kekerasan harusnya ditindak tegas. Sebaliknya, kita butuh lebih banyak konten yang menginspirasi anak muda untuk saling mendukung dan bekerja sama.
Anak muda adalah generasi penerus bangsa. Kalau masih sibuk tawuran, apa yang mau dibanggakan? Tawuran cuma bikin rusak, sementara persatuan bikin kita jadi kuat. Yuk, hidupkan lagi semangat Pancasila dan bareng-bareng bangun generasi yang lebih keren dan berdaya!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Realita Dunia Politik: Tidak Ada Kawan Sejati, Tidak Ada Musuh Abadi
-
Bangkitkan Kesadaran Politik di Kampus: Mengakhiri Budaya Apolitis
-
Penyimpangan di Masa Kampanye: Fakta yang Tidak Bisa Dibantah
-
Korupsi 300 T, Harvey Moeis Cuma Divonis 6,5 Tahun Penjara: Sebuah Ironi Peradilan!
-
Lunturnya Kearifan Lokal: Salah Siapa, Teknologi atau Kita?
Artikel Terkait
-
Pelajar Jakarta Bakal Dapat Sarapan dan Makan Gratis, Tim Transisi Pramono-Rano: Daerah Lain Bisa Iri
-
Kementerian Dikdasmen Ubah PPDB Jadi SPMB, Sistem Zonasi Dihitung dari Jarak Rumah ke Sekolah
-
Anak Muda Indonesia dan Pesimisme: Apa yang Salah dengan Sistem Kita?
-
3 Tinted Sunscreen dengan Harga Ramah di Kantong Pelajar, Cuma Rp40 Ribuan
-
Diduga Mau Tawuran, Polisi Ringkus 8 Remaja Tenteng Celurit Ukuran Jumbo di Penjaringan Jakut
Kolom
-
Menghargai Pekerja Kata di Tengah Keterbatasan Finansial Media
-
Dunia yang Kompetitif Membutuhkan Lebih Banyak Empati, Siapa yang Setuju?
-
Hormati Fotografer, Dedikasi Mereka Lebih Berharga dari Sekadar Minta Foto
-
Sisi Gelap Self-Diagnosis di Era Digital
-
Scroll, Klik, Bandingkan: Jebakan Media Sosial, Fenomena yang Mengancam Mental Generasi Digital
Terkini
-
Review Anime Ninja Kamui, Ketika Masa Lalu Menuntut Balas Dendam
-
3 Pelembab yang Wajib Kamu Coba saat Skin Barrier Rusak Akibat Eksfoliasi
-
5 Member fromis_9 Gabung Agensi Baru, Tetap Gunakan Nama Grup untuk Promosi
-
Dark Nuns: Perpaduan Eksorsisme & Ritual Tradisional Korea Bikin Merinding
-
Berani Tampil Beda? Intip 4 Gaya Edgy Taeyang BIG BANG yang Keren Abis