Scroll untuk membaca artikel
Galih Prasetyo
Rabu, 19 Februari 2025 | 09:25 WIB
Sebanyak 850 siswa MAN 2 Kota Bekasi menggelar aksi damai di sela kegiatan apel upacara pagi, pada Senin (17/2/2025) sekitar pukul 07.00 WIB. [Istimewa]

chatprivate.site - Sebanyak 850 siswa MAN 2 Kota Bekasi menggelar aksi damai di sela kegiatan apel upacara pagi, pada Senin (17/2/2025) sekitar pukul 07.00 WIB.

Aksi tersebut ditujukan sebagai bentuk protes terhadap kepala sekolahnya, Nina Indriana, yang dinilai tidak transparan dalam pengelolaan dana sekolah.

Dalam aksi tersebut, para siswa menyuarakan tuntutan mereka melalui spanduk berukuran cukup besar yang dibentangkan di halaman sekolah.

"Aksi ini sebagai bentuk protes kami agar sekolah transparan mengelola anggaran dan memperbaikan fasilitas," kata salah satu siswa MAN 2 Kota Bekasi berinisial J saat dikonfirmasi.

Baca Juga: 3 Warga Bekasi Jadi Korban Keracunan Limbah Berbahaya, Begini Kronologisnya

J menyebut, sejak awal kepala sekolah Nina Indriana menjabat pada 2023, para siswa memang dijanjikan sejumlah perbaikan fasilitas seperti membangun kamar mandi atau toilet, fasilitas fingerprint, dan kamera CCTV.

Sebanyak 850 siswa MAN 2 Kota Bekasi menggelar aksi damai di sela kegiatan apel upacara pagi, pada Senin (17/2/2025) sekitar pukul 07.00 WIB. [Istimewa]

Meskipun hal itu terealisasi, namun J merasa ia dan siswa lainnya tidak mendapat manfaat dari pembangunan fasilitas tersebut.

J dan sejumlah siswa tetap merasa bahwa anggaran sekolah tidak dimanfaatkan dengan baik. Hal itu terlihat dari sejumlah fasilitas yang tidak terurus.

“Kamar mandi pun pintunya itu enggak ada kuncinya, kerannya pada copot, gayung hilang-hilangan terus sampai toilet duduk itu yang buat tutupannya itu patah jadi enggak berguna,” tuturnya.

Selain fasilitas yang tidak terurus, J juga mengatakan bahwa kegiatan 15 ekstrakulikuler yang tersedia di sekolah itu tidak didukung dengan maksimal.

Baca Juga: Misteri Wanita Lansia di Bekasi Tewas dengan Kaki Hingga Leher Terikat

Sebab, sejumlah siswa yang mengikuti ekstrakulikuler harus merogoh kocek sendiri untuk memberi upah pelatih. Padahal, setiap bulannya para siswa dibebani biaya SPP sebesar Rp 250.000.

"Kegiatan ekstrakulikuler tidak dibiayai, bahkan gaji pembina per bulan tidak dikeluarkan sama sekali," ujar J.

Puncaknya kata J, persoalan juga terjadi pada kegiatan wisuda kelas 12 yang hingga saat ini belum ada kejelasan. Padahal sejumlah siswa sudah membayar uang sebesar Rp1,4 juta untuk kegiatan wisuda.

“Acara wisuda mereka (kelas 12) itu tidak ada kejelasan, alias digantung oleh sekolah, padahal sudah mengajukan proposal berulang ulang kali dan juga sudah menuruti perintah sekolah untuk mengeluarkan biaya kurang lebih 1,4 jutaan,” kata J.

Atas berbagai persoalan tersebut, ratusan siswa MAN 2 Kota Bekasi pun mendesak agar kepala sekolah Nina Indriana mundur dari jabatan sebagai pimpinan sekolah.

"Kami minta Ibu Nina turun (jabatan) atau ganti kepala sekolah," tegasnya.

J mengatakan, tuntutan kepala sekolah mundur dari jabatannya kini tengah dipertimbangkan oleh Kementerian Agama (Kemenag) Kota Bekasi.

Dia dan sejumlah siswa lainnya berharap, Kemenag Kota Bekasi dapat mendengar aspirasi dari ratusan siswa.

Kontributor : Mae Harsa

Load More